RESENSI YANG DI SUNTING oleh:
A. Maskur S.
CATATAN KESAKSIAN PENGHIANATAN MAYJEN SUHARTO
Sedemikian pentingnya sejarah bagi sebuah bangsa,
karna siapa sudi bila suatu generasi mengalami kesalahan yang sama seperti para
pendahulunya.Sejarah pun tak pantas ditutup-tutupi dengan kebohongan demi
alasan kepentingan kekuasaan politik suatu rezim yang berkuasa. Lantas
kebohongan pastilah tercium baunya dengan apapun itu, karna tak selamanya
kepentingan politik selalu mengontrolnya dan sejarah tetaplah sejarah yang
harus diluruskan kebenarannya. Maka pantaslah kita memilih berbagai buku
literatur sejarah yang mampu menhilangkan dahaga akan kebenarannya, dan
menjadikan bangsa kita bangsa yang bermartabat dengan menhargai perjuangan para
pelaku sejarah negri ini.
Sejarah
Indonesia menjadi fiktif, tatkala menjamah masa-masa peralihan orde lama ke
orde baru. Sepertinya penguasa saat itu, sebelum rezim orde baru lengser di
tahun 1998, merasa terusik apabila wacana sejarah tentang tragedi tahun 65
berkembang bebas di publik. Mereka sadar betul akan hal itu dan demi kekuasaan,
sejarah pun menjadi kerdil dan penuh rekayasa. Maka, buku yang berjudul CREEPING
COUP d’ETAT MAYJEN SUHARTO ini seakan mencoba mengembalikan makna
sejarah tragedi tersebut secara utuh dan gamblang. Bahkan menurut saya ini
adalah sebuah catatan kesaksian yang sarat akan pesan yang melebihi fakta
sejarah itu sendiri.
Buku
ini adalah sukma dari diri Bung Karno, Sang pemimpin besar revolusi
Indonesia, yang memperjuangkan kemerdekaan dunia dari kerakusan kaum NEOKOLIM-nya
sekutu.Buku yang berisi pesan terakhir beliau agar kita waspada terhadap
kekuatan imperialisme dan kolonialisme yang selalu mengintai, mencoba memecah
belah, dan melemahkan jiwa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia yang
merdeka , seperti yang tersirat dalam kutipan pidato terakhir beliau yang
dilampirkan hampir setengah dari buku ini,”Capailah Bintang-bintang
di Langit!”, sebuah naskah lengkap pidato Presiden Sukarno di 17 Agustus
1965,sebuah pidato kenegaraan Beliau yang terakhir, seolah dikutip sebagai
setengah jiwa dari buku ini.
Buku
yang terlahir dari kegundahan dalam mencari kebenaran sejarah ini, menjadi
rujukan sejarah yang spesial tatakala ditulis oleh seorang Sukmawati, seorang
putri mendiang Bung Karno dari Ibu Fatmawati. Batinnya serasa terpanggil untuk
menulis sedikit cerita tentang Bung Karno. Dengan hati yang lepas, beliau
menceritakan secara detail tentang kesaksian di hari-hari terakhirnya bersama
Ayahanda tercinta yang menyedihkan. Sebuah narasi yang membuat hati saya
tersentuh untuk membaca dan mengajak kita mengenal sosok dan perjuangan Bung
Karno. Melaui buku kecil berjudul CREEPING d’ETAT MAYJEN SUHARTO
ini beliau berharap dapat menambahkan khazanah pustaka dan wawasan dalam dunia
politik yang bermanfaat. Agar pembaca dapat belajar dan melihat, ketika
politik bersih,ternoda oleh politik kotor,yang ia paparkan secara
pelan-pelan dalam buku setebal 160 halaman ini.
Tragedi
Oktober tetap tercatat sebagai peristiwa memilukan dalam sejarah
Indonesia,tragedi yang menelan banyak korban,bahkan ada indikasi menakutkan
yang melibatkan kaum “NEOKOLIM”di dalamnya. Sebuah peristiwa yang
diartikan sebagai penghianatan oleh sukmawati sang penulis buku ini. Secara
gamblang beliau pun mencatat kronologis kesaksiannya terhadap kesedihan Bung
Karno yang pada waktu itu merasa dipermainkan bawahannya sendiri, pemegang SUPERSEMAR
yang lantas mengorbankan rakyatnya yang tak berdosa. Faktanya bukan sekedar
masyarakat yang disangka komunis yang menjadi sasarannya, bukan sekedar G 30 S
yang menewaskan Jajaran Jendral tertinggi bangsa ini, tetapi penangkapan yang
membunuh banyak korban dari rakyat biasa.Penculikan dan pelanggaran HAM pun
terjadi di mana-mana.
Bahkan
disinyalir tragedi Oktober ini sebagai aksi pembungkaman terhadap Bung karno
yang melalui gerakan ‘NON-BLOK-nya menentang keras penjajahan Bangsa Barat.
Bahkan menjadi kesimpulan dari buku ini bahwa apa yang terjadi di Indonesia
dengan G 30 S, demo-demo KAMI,tidak terlepas dengan peran terselubung dari
CIA-nya Amerika yang tidak suka dengan sikap politik dari negara-negara anggota
“NON BLOK” yang terdiri dari beberapa Negara yang turut dalam konferensi Asia
Afrika(KAA) pada tahun 1955 di Bandung.
Creeping Coup d’Etat sebuah kudeta yang di lakukan
secara bertahap terhadap Orde Bung Karno,oleh sebuah gerakan anti pemerintahan
yang mencoba mengabil alih secara berlahan namun berjalan taktis dan pasti.G 30
S hanyalah tahap awal dari gerakan ini, ada 4 tahap yang disinyalir sebagai tahapan
kudeta Mayjen Suharto yang dianggap sebagai tokoh utama dari aksi kudeta ini.
Sampai akhirnya beliau berhasil menggulingkan rezim syah Bung Karno.
Apabila
buku Bung Karno: Penyambung lidah Rakyat karya Cindy Adams kerap
menjadi acuan untuk menggambarkan sejarah hidup sang Pemimpin Besar sejak lahir
hingga tahun 1986, maka buku ini layaknya menjadi episode akhir dari buku Cindy
Adams itu yang layak menjadi salah satu koleksi buku sejarah anda para pencinta
sejarah.
Buku ini sangat menarik untuk kita baca, dan kita
renungkan sebagai pembanding buku-buku sejarah Bung Karno yang sudah
diterbitkan dengan berbagai fersi dari penulis yang berbeda-beda. Sebagai
refleksi untuk kita akan pentingnya nilai pejuangan membangun negri ini menjadi
bangsa yang merdeka. Namun hitam-putih pelaku sejarah negri ini sepatutnya
menjadi cermin untuk kita agar menjadi bangsa yang bersikap positip dalam
membangun negri ini. Buku yang membutuhkan banyak waktu untuk menulisnya dengan
segala kegundahan diri Sang Penulis ini semoga dapat menambah khazanah wawasan
kita tentang sejarah pascakemerdekaan yang sangat kelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar