Jumat, 10 Februari 2012

Mengenali Pribadi Sendiri


Di jaman saat ini, masalah identitas diri sudah jarang kita temui lagi. orang untuk menjadi dirinya sendiri terkadang merasa malu, sehingga ia lebih memilih "trend" nya saat ini. Ah Gak Gaul Lho!!!, kata itu yang sering terlontar jika berhadapan dengan seseorang yang membuat diri kita minder. Sebetulnya manusia sudah diciptakan secara alami dan memiliki style sendiri. Dari sisi inilah mereka-mereka yang bisa dikatakan unique dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk tampil di publik. Maka dari itu syukuri setiap pemberian dari Tuhan. Jika keadaan fisik kita merasa kurang, pasti ada kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. PD aja lagi!! harusnya kata itu yang harus memotivasi kita untuk meningkatkan kepercayaan diri, asal jangan terlalu "narcis" aja di depan umum. Malah nanti dikira penyakitan lagi...hahahaha, sekilas dari ini semua, langsung saja pada pokok pembahasan.


Dok. Self potret 
Kepribadian secara fisik diperjelas dalam ilmu psikologi untuk mengetahui kepribadian seseorang dengan melihat bentuk wajah, membuat lebih mudah untuk bersosialisasi dengan orang tersebut. Ini di ungkapkan oleh bangsa Cina yang percaya bahwa wajah merupakan refleksi dari kepribadian. [1] Bagian dari wajah manusia memiliki makna dan interpretasi yang hanya bisa dinilai oleh tiap individu dan interpretasi sifat seseorang juga bisa dilihat dari mimik muka. Peranan wajah menjadi poros utama melihat kepribadian seseorang. Gerak-geriknya bisa kita pelajari melalui mata dan mulut. Dua komponen ini yang terkadang jadi penting dalam sebuah panggung teater selain gerak tubuh. Dalam bukunya Marry Rebecca 'Rivkha' E. Rogacion, RGS. "Wajahku Pribadiku" Penerbit Kanisius, 1998, menyebutkan dalam pendahuluannya " Wajahmu Takdirmu! Tahukah bahwa Takdir anda tersurat dalam wajah anda? Berkacalah dan amatilah seperti apa wajah anda. Dapatkah anda melukiskan esensi anda dengan mengamati wajah anda?"

Amarah, acrilyk on canvas, 100x80 cm, ২০০৯


Memang sulit untuk mengetahui diri sendiri jika kita melihatnya sendiri sekalipun. Sebagai penilaian  kita memang butuh penilaian dari seseorang untuk mengomentari diri kita. Akan tetapi untuk masalah tentang kepribadian kita sendiri, bisa kita pelajari dari hal kecil, seperti melihat sifat dan perilaku kita disaat sendiri maupun saat bersosialisasi. Belajar menguasai psikologi sendiri memang perlu, agar kita bisa mengontrol dan menanggulangi, saat kita mengalami krisis kepercayaan diri. Belajar dari diri kita dahulu, baru kita bisa menilai orang lain, seberapa jauh sifat dan perilaku mereka. Jika ada hal yang membuat kita lebih positif, itulah ilmu yang kita ambil. 

      


       [1]Evi Yulianti, Kepribadian dan Bentuk Wajah, Di kutip dari http: // psikonseling.blogspot.com, Selasa, 09 Maret 2010, di copy pada tanggal 16 Maret 2011. Jam 11.29 am.  


Tidak ada komentar: