Spesifikasi
konsep acara kali ini adalah mengusung tema “The
Future of Contemporary Printmaking”, berikut dengan karya seni grafis yang di pamerkan oleh para perupa yang
berpartisipasi cenderung pada pengembangan seni grafis dari technical yang sudah ada atau teknis
yang umumnya dikembangkan dalam teknik seni grafis. Pameran seni grafis yang
melibatkan 324 peserta dari seluruh Negara menghadirkan karya seni grafis
dengan berbagai macam teknik baik teknik tradisional pada umumnya seperti:
Wood Engraving, Intaglio Printing, Dry Point, Mezzotint, Etching, dan Aquatint. Hingga teknik pengembangan seperti: Woodcut Lithograph, Serigraphy, Collagraph, Linocut, Digital Print dan Mixed Media.
Secara
spesifikasi pembagian teknik grafis karya seni grafis yang saya tampilkan dalam
event Tokyo International Mini-Print Triennial 2015, tergolong dalam
teknik Mix Media. Pengembangan dari
berbagai teknik Woodcut, Litography, Dry
Point, Stencil dan Hand Colouring.
Selain acara Pameran dan juga menyelenggarakan berbagai workshop dari Seniman Grafis Senior yang berada di Japan. Perhelatan seni grafis memang saat ini, terhitung masih sangat
minim diadakan baik event seni rupa di taraf Nasional maupun Internasional.
Para pelaku seni grafis saat ini hanya dapat dihitung beberapa saja yang masih
serius menekuni. Beberapa contoh yang berkembang di Indonesia, banyak perupa
grafis akademisi maupun otodidak yang beralih profesi maupun berkarya dalam
bentuk lainnya. Konsistensi dalam seni grafis sendiri masih sedikit untuk di
apresiasi.
Kesempatan kali ini, dalam event Tokyo International Mini-Print Triennial 2015 yang melalui beberapa tahap seleksi untuk mengikutinya, menjadi ajang para penggrafis sendiri, untuk menjajal turut serta baik secara teknis garap maupun konseptual kekaryaannya. Selain itu memberikan kontribusi pada para perupa grafis, untuk mengembalikan potensi seni grafis yang ditekuni sebelumnya, baik secara akademisi maupun otodidak. Para perupa grafis juga mendapatkan suatu tempat di bidang seni rupa murni yang tetap masih konsisten menekuni bidang seni grafis. Selain permasalahan konsistensi, event ini sebagai ajang pengenalan kepada masyarakat luas mengenai seni grafis itu sendiri dan perkembangan seni grafis di masa depannya.
Wood Engraving, Intaglio Printing, Dry Point, Mezzotint, Etching, dan Aquatint. Hingga teknik pengembangan seperti: Woodcut Lithograph, Serigraphy, Collagraph, Linocut, Digital Print dan Mixed Media.
Doc. Saya dan salah satu kurator Tokyo International Mini-Print Trienniale 201, Mr. Ohyaa Matsaki |
Doc. Karya Mini-Print yang lolos dengan Title "Main Mind" menggunakan teknik Cut diatas lino, mono print, stencil, dan lithography Karya ini dikoleksi oleh Tama Art Gallery, Tokyo, Japan |
Kesempatan kali ini, dalam event Tokyo International Mini-Print Triennial 2015 yang melalui beberapa tahap seleksi untuk mengikutinya, menjadi ajang para penggrafis sendiri, untuk menjajal turut serta baik secara teknis garap maupun konseptual kekaryaannya. Selain itu memberikan kontribusi pada para perupa grafis, untuk mengembalikan potensi seni grafis yang ditekuni sebelumnya, baik secara akademisi maupun otodidak. Para perupa grafis juga mendapatkan suatu tempat di bidang seni rupa murni yang tetap masih konsisten menekuni bidang seni grafis. Selain permasalahan konsistensi, event ini sebagai ajang pengenalan kepada masyarakat luas mengenai seni grafis itu sendiri dan perkembangan seni grafis di masa depannya.
Doc. Sayonara Japan Perjalanan berkesenian yang diakhiri dengan selfie dulu di Negara Orang Hahaha. |
Akhir kata yang saya ucapkan, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang memperlancar kegiatan ini. Tidak lupa saya mengucapkan satu persatu kepada: Tuhan Yang Baik Hati telah mengijinkan hambanya untuk menghadiri acara ini, My Mother & Family yang selalu support atas kegiatan berkesenian, Pihak Panitia Event Organizer Tokyo International Mini-Print Trienniale 2015 atas undangan Symposiumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sub Internalisasi, Direktur Galeri Nasional Jakarta Bpk. Tubagus Andre atas surat rekomendasinya, Konsulat Jenderal Indonesia & Japan, Mbak Devi manager Langgeng Art Foundation Jogjakarta, Mbak Febri Avianca Jakarta yang banyak membantu proses berjalannya visa, Mas Deni Rahman (Grafis Minggiran dan Dosen ISI Solo), Keluarga Besar Garis Cakrawala Indonesia Visual Art Company, Keluarga Besar Jakarta (Faisal Effendi Konsultan Daya Lima NamsJugsAnsMuds, ArtTheraphy), dkk yang tidak bisa dipersebutkan satu persatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar