Warna merupakan suatu bahasa yang disembunyikan.
Pertama, Warna bisa mewakili usia tertentu, misal saja warna-warna remaja yang
cenderung bernuansa cerah dan memiliki saturasi tinggi, sebaliknya warna yang
mewakili usia dewasa cenderung lebih gelap dan memiliki saturasi rendah. Kedua,
warna bisa mewakili suasana hati misalnya orang yang berduka seringkali memakai
pakaian dan kerudung hitam, sedangkan orang yang sedang bersukacita cenderung
memakai pakaian bercorak putih atau warna-warna cerah seperti pink, kuning,
oranye. Ketiga, Warna bisa menunjukkan kepribadian, warna selalu dikaitkan
dengan kepribadian. Dari beberapa contoh di atas maka tentunya dapat
disimpulkan kalau warna bukan hanya berkaitan dengan estetika saja, tetapi
melaui warna manusia juga mencoba untuk mengkomunikasikan sesuatu. Setiap warna
dapat menimbulkan suatu persepsi tertentu. Bahkan apabila dikombinasikan dengan
atribut lain warna bukan hanya menimbulkan persepsi dan citra tertentu, warna
akan akan semakin menguatkan suatu “symbol” tertentu seperti keagungan,
kematian, kehidupan dan lain-lain. Sifat ambigu dari warna, karena satu warna
bisa mempunyai banyak sekali arti.
Warna telah diasosiasikan pada suatu benda tertentu.
Asosiasi disini adalah warna diidentikan pada benda tertentu. Misalnya warna
kuning pada matahari. Oleh karena itu warna kuning bisa diartikan kehangatan,
kepercayaan diri, keindahan, keangkuhan dll. Sifat arbriter yang terlalu kuat
dan sejak lama melekat dalam masyarakat dapat membuat definisi warna menjadi
“seakan-akan” ilmiah. Karena dulu warna merah berarti/diartikan berani dan
putih berarti suci, maka demikianlah jadinya. Karena masyarakat tidak bisa
menemukan kajian untuk mendukung maupun menolak definisi tersebut.
Karya Eksperimen Kreatif yang saya
buat kali ini mencoba bereksperimen dengan warna, baik warna primer, sekunder,
tersier, quarteneri, dan memperhatikan side dan tine. Saya mencoba mengolah nya
kedalam bentuk – bentuk yang dapat mengesensikan pada optik. Proses ini dimulai
dari pemilihan warna yang akan diterapkan dan bentuk optik apa yang akan saya
tampilkan. Karya yang saya buat berfungsi untuk mengerti sejauh mana psikologis
kita, ketika dihadapkan dengan warna dan figur – figur majemuk yang statis.
Karya ini membuka alam bawah sadar bagi yang melihat dan membuka cakra warna
yang terdapat dalam tubuh kita, sehingga apa yang dilihat dari karya ini muncul
dalam persepsi masing – masing personal ( audience) yang berbeda.
Proses Mencampur Warna |
HAMBATAN
- Secara alami proses eksperimen yang dilakukan di tempat terbuka (outdor) harus melihat kondisi dan cuaca.
- Besarnya prosentase bara api saat terjadinya proses pewarnaan pada eksperimen, tidak dapat diperkirakan kekuatannya.
- Dalam proses pewarnaan, 40% kemungkinan warna menyatu dengan ban yang sudah dibakar karena sifat ban sendiri yang elastis dan pori – pori yang kecil untuk dimasuki celah warna.
- Ketika pemberian soda api, tidak dapat memperhitungkan efek yang terjadi.
ANALISIS KARYA
- Kelebihan dari karya eksperimen yang dibuat dalam proses alami dan proses pemberian warna, akan terbentuk dengan tersendirinya.
- Warna – warna yang muncul akan muncul dengan tekstur alami yang dibuat dalam proses bara api.
- Kekurangan dalam karya eksperimen memperhitungkan daya tahan dan rekat warna.
- Warna dalam eksperimen ini akan tumpang tindih dan saling mendominasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar