Minggu, 22 Juli 2012

KARAKTER TOKOH DUNIA SEBAGAI TEMA KARYA SENI LUKIS


      Manusia dengan karakternya, menjadi identitas utama untuk mengetahui sifat, watak dan perilakunya di kehidupan masyarakat. Menurut pandangan umum karakter manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu: positif atau negatif. Karakter positif terdiri dari: baik, penyayang, lembut, pemelihara, bijaksana dsb. Sedangkan karakter negatif terdiri dari: buruk, pembenci, keras, perusak, angkuh dsb. Karakter positif atau karakter negatif sama-sama tumbuh kuat dalam lingkungan kehidupan manusia.
Berdasarkan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung, karakter positif atau karakter negatif sudah menjadi satu kesatuan dan berdampingan tidak bisa dipisahkan dikehidupan manusia. Durkheim berpendapat mengenai tingkat kesadaran manusia mengenai keberadaannya di dunia seperti yang pernah ia sketsakan ke dalam sebuah teori: Di setiap zaman manusia sangat menyadari dualitas ini. Pada kenyataannya dimana-mana manusia sadar bahwa dirinya dibentuk dari dua hal ini tidak hanya secara substansial berbeda, tetapi juga independen satu sama lain, bahkan seringkali berada di dalam konflik hebatBegitu pula sama halnya dengan beberapa ungkapan dan pandangan tradisi di Jawa, mengenai karakter manusia dalam menjalani kehidupan duniawi. Seperti yang diungkapkan oleh Suwardi Endraswara bahwa:
       Sifat manusia yang digambarkan dalam kitab-kitab Jawa dilambangkan seperti ahli emas yang tidak tahu emas, pawang gajah yang tidak mengerti gajah atau kawula tidak tahu kepada Gusti. Kedua perwatakan demikian, merupakan sifat dasar manusia. Sifat tersebut sebenarnya merupakan karunia. Sifat mau memberi (loma) adalah karunia Tuhan yang ke arah kebaikan. Sedangkan sifat lupa lahir dari ”unen-unen” Jawa: Wong iku nggone lali adalah sifat dasar yang jelek. Kedua sifat dasar tersebut akan saling berbenturan, tarik-menarik, dan isi-mengisi dalam hidup manusia. Akibatnya tak ada manusia satu pun yang sempurna”.
    Pemaparan di atas, gagasan mengenai keberadaan manusia dengan karakter positif atau karakter negatifnya dijadikan ide untuk sebuah tema. Karakter positif atau karakter negatif manusia masih dinilai terlalu meluas untuk dijadikan tema penciptaan karya seni lukis, sehingga perlu direnungkan kembali. Hasil perenungan yang diperoleh dari pengamatan  yang dilakukan melalui berita media massa cetak maupun elektronik. Berbagai pemberitaan muncul kepublik dengan pernak-pernik  wacananya, persoalan yang sangat kuat akhirnya muncul dibenak untuk dijadikan tema dengan mengangkat karakter positif atau karakter negatif yang ada dalam diri tokoh dunia (public figures) nasional maupun internasional.
    Tema karakter tokoh dunia, dirasakan dapat mewakili dari apa yang ingin disampaikan, karena merasakan keberadaan secara langsung maupun tidak langsung peranan para tokoh dunia dengan karakter positif atau karakter negatifnya dalam mengubah perkembangan zaman. Fenomena tokoh dunia yang mampu merubah sudut pandang dan keberadaan masyarakat, tidak terlepas dari karakter setiap individu tokoh dunia. Madan Sarup menyebutkan dalam bukunya bahwa: “Setiap manusia, sejauh ini memiliki sifat manusiawi, ingin-disatu sisi-menjadi berbeda dengan orang lain. Namun disisi lain, ia ingin diakui partikularitasnya yang unik, sebagai nilai positif. Ia ingin agar pengakuan ini dilihat oleh sebanyak mungkin orang”. Berdasarkan uraian, karakter tokoh dunia dijadikan tema untuk karya seni lukis yang diciptakan. Karakter yang dimiliki baik secara positif atau negatif, sudah menjadi kodrat alam yang identik sifatnya berlawanan namun tidak dapat dilepaskan keterikatan satu dengan lainnya.
     Pengalaman hidup dan latar belakang yang melingkupi pribadi, sangat kuat mempengaruhi adalah lingkungan keluarga. Sisi keluarga yang memiliki latar belakang berbeda keyakinan dan berbeda adat (Jawa dan Tionghoa). Dua latar belakang yang berbeda membawa pengaruh pada karakter latar belakang yang berbeda pula, disatu sisi karakter lembut dan disatu sisi karakter keras.  Karakter yang secara jelas terlihat pada sifat, sikap, perilaku didalam lingkungan keluarga secara tidak langsung terekam dalam benak.
      Pandangan mengenai karakter manusia yang dasar awalannya dilandasi dari latar belakang pribadi, kemudian diarahkan pada karakter tokoh dunia. Pengarahan pada karakter tokoh dunia, dilandasi dari rasa kekaguman terhadap mereka akan peranan dan keberadaannya, yang telah memberikan perubahan perkembangan zaman. Selain rasa kagum yang muncul, melihat setiap individu karakter tokoh dunia dinilai memiliki karakter yang unik dilihat dari sifat, watak dan perilaku kehidupan sehari-harinya. Tokoh atau public figure yang diamati adalah, mereka yang dikenal dan berkedudukan sebagai Presiden (kepala negara), pemuka agama, pemimpin perang, artis, perupa, musisi, olahragawan dan selebritis dalam lingkup nasional dan internasional. Seorang tokoh dunia menjadi sorotan kalangan masyarakat umum, karena dinilai memiliki peranan yang sangat penting untuk merubah sistem kehidupan manusia. Secara kenyataan sistem perubahan yang dibangun para tokoh dunia ini, ada yang membawa kearah positif maupun negatif terhadap kehidupan dunia.

Wibawa Kumis
acrilyc, aerosol on canvas
130x100 cm, 2011

Berkata Atas Nama Tangan
acrilyc, aerosol on canvas
170x100 cm, 2011

Imagine
acrilyc, aerosol on canvas
130x100 cm, 2011

Sweety Bunny
acrilyc on canvas
100x80 cm, 2011

Lady Memory
acrilyc, aerosol on canvas
100x80 cm, 2011

Ada Kisah di Balik Kebenaran
acrilyc, aerosol on canvas
100x80 cm, 2011

Pancaran Dari Balik Tirai Kegelapan
acrilyc, aerosol on canvas
100x80 cm, 2011

P.O.P
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2011

On Selalu
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2011

Barra Brava
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2011

Banana Soup
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2011

Rose on the Wall
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2011

Akhir Kekuatan
acrilyc on canvas
150x100 cm, 2012

Riwayatmu Kini
acrilyc, aerosol on canvas
130x100 cm, 2012

Cita-cita Menjadi Cita
acrilyc, aerosol on canvas
150x100 cm, 2012