Sabtu, 14 Desember 2013

MEMO MEMORY 10 TAHUN SENI MURNI

10 Tahun sudah perjalanan Seni Rupa Murni ISI Surakarta lalui. Suka cita bersama dalam Himpunan Mahasiswa, Alumni dan Staff yang berada di dalamnya. Sebagai alumni saya merasakan terhanyut kembali dalam masa kuliah. Berkumpul dalam segala suasana yang guyub rukun, walaupun pada masa itu hanya ada beberapa gelintir mahasiswa....Maklum, di Seni Murni masih sepi peminatnya ditambah para gadis yang sangat minim. Namun tetap dinikmati saja hahahaha.....padahal dalam hati merasa kekeringan wanita. Tahun 2006 awal, di mana Prodi (sekarang Jurusan) diungsikan ke Kampus Kepatihan. Sepi, sunyi suasananya, tembok warna hijau telur asin kusam menghiasinya. Sungguh sangat merasa dikucilkan saat itu, di jauhkan dari semua jurusan seni rupa lainnya. Akan tetapi tekad kembali menyemangati untuk menghidupkan suasana kampus yang berada di tengah-tengah perkampungan kota. Kebetulan saat itu saya ditunjuk sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Seni Murni. Sedikit berat nih tugas, seperti membabat alas hening. Untuk langkah awal menandai adanya kehidupan kampus murni, beberapa usulan teman akhirnya terselenggara Pameran Seni Rupa Murni Lorong 1 dan Kebangkitan Pemuda Murni di tahun 2007. Diwaktu yang bersamaan camp kami dikampus seni murni tersapu angin puting beliung dan hujan, sehingga beberapa dokumen berceceran rusak dan sebagian hilang.

Doc. Karya Instalasi Sonny H: Instropeksi, Variable, 2007

Doc. Karya Instalasi Musis Devida: Diliburkan, Variable, 2007

Doc. Karya Instalasi Agung Nugroho: Hampa, Variable, 2007

Doc. Karya Instalasi Bonardiat "Otong": Candi Kakus, variable, 2007

Doc. Karya Instalasi Aan Sasmitra: Sisa Membara, variable, 2007

  
Kedukaan ini tidak mematahkan semangat untuk melanjutkan acara pameran yang telah disusun. Bahkan dari sisa-sisa bencana kami respon untuk dijadikan momen yang berharga. Acara ini diisi acara kecil-kecilan yang sederhana namun kekeluargaannya kental. Sharing karya bersama (Bedah Karya), Bermain Musik Klotekan, Bermain Bola, Buka Bersama disaat menjelang ramadhan, Pemutaran Film, dan Kolaborasi Karya. Diakhir acara sempat pula mengadakan syukuran kecil-kecilan atas berjalannya acara ini. Acara ini kemudian berjalan kembali di tahun 2008 dengan tajuk yang sama lorong 2. Semakin ramai apresiasi dari luar kampus dan ada geliat didalam keberadaan kampus seni murni sendiri.

Doc. Acara Syukuran Murni Nduwe Gawe dengan beberapa kawan seni murni dan dosen SRM ISI Surakarta 2008

Doc. Syukuran makan bareng-bareng yuks....wah iki Tri Wahyudi tanduk neh nde...2008

Doc. Pameran Lorong 2 di Kepatihan 2008

Acara Lorong 2 di Kepatihan 2008

Kenangan ini membuka semangat kembali akan sebuah perjuangan kita, perlawanan kita dan suri tauladan kita yang diberikan untuk sumbangsih negeri ini. Perjalanan demi perjalanan yang menyisakan suka dan duka bagai daun tua yang jatuh ketanah, lalu tumbuhlah tunas hijau yang baru. Semoga perjuangan dan rasa kesadaran kekeluargaan yang terjalin ini masih tetap terabadikan pada adik-adik penerus Seni Rupa Murni. Saya sebagai alumni hanya berpesan "Opo yah...???, wis sakarepmu adek-adekku yang penting tetap happy tetap dijaga semangatnya OTRE...

Kamis, 05 Desember 2013

Open Memory

Masih Membara


Aku seperti orang kerdil
Diantara kerumunan raksasa yang tak bermatabatkan hati
Memangsa saripati dengan gagahnya
Membusungkan dada dengan menggenggam remote kontrol
 

Berbaris serdadu besi
Untuk menghancurkan pundi-pundi sisa kawanku
dijadikannya Pembuta
Situli
Dan Sibisu

Semua menjadi gambaran gamblang yang merdeka
Dan aku...aku hanya bisa berdiri tegap, dengan bayanganku!
Hai sobatku yang setia "Apakah kau masih kuat sobat?"
Ia mencoba menjawab
"Ya, Aku Tak'kan lari darimu, selama nadi ini belum menjadi biru."



21 Juni 2011, Sonny

Berita dari kawan-kawan Perupa Bumiayu Brebes

Setelah kurang lebih 1 tahun yang lalu diselenggarakannya Pameran Seni Rupa bertajuk "A(r)TMOSFER yang diselenggaraan di Pendopo Brebes oleh perupa-perupa Brebes yang tergabung dalam PAGER MUDA (Paguyuban Perupa Muda Ngapak). Kali ini kawan-kawan IPBS (Ikatan Pengembang Bakat Seni) Bumiayu, mengadakan pameran seni rupa kembali bertajuk "Seni Untuk Rakyat" yang acaranya diselenggarakan pada : 11 - 15 September 2013 di Trotoar depan pegadaian Bumiayu. 

Liputan dari Suara Merdeka
Pameran yang diselenggarakan kali ini, bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, akan peran serta keberadaan seni rupa di daerah. Seni rupa bukan milik perorangan yang mengkoleksi saja, akan tetapi seni rupa memiliki nilai dedikasi tinggi untuk perkembangan dan kemajuan di setiap daerah. Melalui jalur berkesenian yang merakyat inilah, orang-orang yang awam akan seni rupa, dapat mengenali dan menggali keilmuan positif mengenai seni rupa. 

Salah satu perupa asal Brebes berunjuk dalam workshop melukis
Tahun 2014 menjadi peringatan kami sekali lagi untuk mengadakan acara serupa. kemungkinan besar pameran seni rupa yang akan diselenggarakan  akan sedikit berbeda dari acara-acara yang sudah diselenggarakan. Pameran akan diselenggarakan diluar kota Brebes, ini dikarenakan untuk menandai eksistensi perupa yang berasal dari kota kecil Brebes. Rencananya akan di adakan di kota Yogya, acara ini diselenggarakan juga untuk mempertemukan perupa-perupa yang berasal dari Brebes. Acara inipun digunakan sebagai media interaksi lebih luas, menambah wawasan, dan juga membuka diri terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia saat ini. Kota yogya dipilih karena, kota ini merupakan pilar utama dari perkembangan seni rupa. Jadi tunggu kehadiran kami di tahun 2014, dengan pasukan ngapaknya....

Minggu, 24 November 2013

Bangkit Kembali Komunitas Seni Garis Cakrawala Surakarta di Galeri Balai Pemuda Surabaya.

Dokumentasi. Pembukaan Pameran Komunitas Seni Garis Cakrawala di Galeri Pemuda Surabaya
(Perupa beserta Mas Mufi Mubaroch Dosen STKW Surabaya)


Senin 11 November 2013, tepatnya pukul 19.30 WIB di Galeri Balai Pemuda Surabaya merupakan pembukaan acara dan pertemuan kembali para perupa yang tergabung dalam Komunitas Seni Garis Cakrawala sekaligus agenda yang sudah direncanakan tiga bulan sebelumnya. Empat tahun sudah Komunitas ini berjalan dan mendedikasikan keilmuannya sebagai perupa yang mayoritas berasal dari Akademisi Seni Rupa.
Komunitas ini didirikan pada 16 Juli 2009 di Surakarta, dengan nama awal Cakrawala Fine Art Community. Sudah terhitung banyak agenda yang pernah diselenggarakan maupun diikuti oleh kelompok ini. Dari mulai agenda pameran bersama, pameran tunggal maupun berkolaborasi dengan sesama perupa, perupa senior sampai komunitas di luar seni rupa seperti: performance art, action painting, dll. Seiring berjalannya waktu, Komunitas Seni Garis Cakrawala juga membuka ruang regenerasi yang mengambil perwakilan dari setiap angkatan yang berbeda maupun alumni Mahasiswa Seni Rupa Murni ISI Surakarta. 
Acara di Galeri Balai Pemuda Surabaya yang diselenggarakan kali ini, dikemas dalam bentuk Painting Group Exhibition dengan tajuk “Menjadi Cakrawala”. Membuka wacana yang lebih luas dan memperkaya khazanah berkesenian dalam diri kami, hingga menembus jauh batas cakrawala, bahkan melebur dalam lingkup kebudayaan yang tak terbatas.
Begitulah awal langkah kami mengangkat tajuk “Menjadi Cakrawala” dalam pameran seni rupa yang akan diselenggarakan kali ini. “Menjadi Cakrawala” merupakan proses dari perenungan kami selama ini, dalam perjalanan berkesenian dari diri kami masing-masing. Tajuk ini kami rasa cukup mewakili keresahan kami untuk melakukan lompatan besar dan menembus batas batas yang selama ini menyekat gejolak kami dalam mencapai kehidupan kesenian dan kehidupan kebudayaan yang universal di masa mendatang.
Pandangan mengenai tema “Menjadi Cakrawala” turut diulas oleh Mas Syalaby Ahmad Syalabi. Dalam tulisannya yang mengawali prolog dari katalogus acara kali ini, beliau beranggapan “Kita seperti menyusuri dinding hutan sekaligus lautan tanda yang begitu luas terhubung dengan titik lenyap dimana kita berdiri (perspektip). Cakrawala yang tak terjangkau seolah tak bisa dimasuki atau ‘terpencil’ (bhs sanskerta;durga), namun bisa memberi jarak (penglihatan) destinasi  kejiwaan atau jalan sunyi. Mulai dari barat sampai timur kita ditemani keyakinan ini. Cakrawala sering dipilih menjadi re-kreasi keseimbangan dari ketimpangan kabar buruk  yang menenggelamkan... Apakah anda percaya dengan pernyataan ini? Bagaimana sebetulnya penglihatan seni menemukan cara/jalan ‘lain’, untuk mengembalikan wajah cerah tanpa kernyit dan mengungkapkan ketulusan akal budi..Istilahnya, ber-cakrawala berarti memiliki pedoman yang lebih luas, seni menjadi rilek tapi optimis karena kualitas, bisa jadi karena perkembangan komunikasi dan pengertian bertambah, manusia  lebih independen dan terbuka, semoga terjemahannya memiliki ‘terobosan’. Apakah usulan ini menjembatani karya seni kepada publik? ataukah seni menimbulkan kemitraan baru diluar wilayah seni sehingga menimbulkan banyak perubahan?”.
Untuk kesempatan kali ini, perupa yang mengikuti acara ini ada sekitar 14 perupa. Diantaranya: Aan Sasmitra, Arisno Efendi, Boby Eka S., Bagus Ari N., Dimas Bagus M., Hendra Purnama, Indra Kameswara, Irul Hidayat, Marhaendro Agung YP., Rejo Arianto, Sonny Hendrawan, Wahyu Eko P dan juga dua saudara kami yang berasal dari luar negeri Arina Kiswantoh (Malaysia) dan  Maximo Elizondo (Argentina). Para perupa semuanya berasal dari berbagai angkatan, alumni, maupun darmasiswa asing yang mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Jurusan Seni Rupa Murni ISI Surakarta.


Suasana Pameran

Media presentasi melalui acara kali ini, disambut meriah oleh para apresiator. Mulai dari saudara-saudara kita sesama perupa yang berasal dari akademisi (STKW, UNESA, dll), perupa otodidak, budayawan maupun para pecinta seni lainnya yang berada di Surabaya. Melalui media dan sarana inilah kami bisa menghimpun banyak saudara, sekaligus membangun link sesama perupa yang berasal dari akademisi. Hal ini berpandangan serupa seperti yang dituliskan Mas Hari Prayitno (selaku perupa dan Dosen STKW Surabaya) pada pengantar tulisan di katalogus Menjadi Cakrawala. Beliau berpendapat “Kali ini mereka mencoba merambah penunjukkan diri ke Surabaya yang sekaligus membangun jaringan yang memungkinkan saling berkomunikasi, saling kunjung mengunjungi sebagai silaturahmi. Kini mereka akan menampilkan ekspresi kesenirupaannya.” Agenda kali ini juga memberi dampak positif dalam mempererat tali persaudaraan kembali, baik di intern kelompok maupun ekstern kelompok. 

Jumat, 10 Mei 2013

MENIKMATI SECANGKIR KOPI, DENGAN RAYUAN GOMBAL PAGI HARI

SEHABIS LULUS, KOWE NGAPAIN TOH LEEE...........hahahaha, aku terniang selalu kata-kata orang tua made in jaman baheula. Belum lulus salah, dah lulus juga tetep disalahin......beuuuhhh....ya itu sedikit cuplikan dari masa-masa sekolah dulu.....Kumulai kembali dengan lembaran baru, yang aku pikir masih berjalan dengan bidang keahlianku.

Series Rayuan Kecoak

Aktifitasku saat ini tak lain masih seputar corat-coret, ya lumayan buat jalani hidup seorang diri dulu....hahaha. Sebagai ilustrator (kata-kata ngetrendnya) yang sementara ini berkutat urusannya masih dengan lingkungan pendidikan. 

Cinta Anak Bangsa nich.....

Walaupun disela waktu aku sempatkan dengan kondisional freelance. Semua jalan ini harus aku lalui sebagai proses perjalanan karirku. Aku masih akan terus berjalan meraih semua mimpi-mimpi kecilku yang terus memberikan motivasi dan semangart untuk terus melangkah dan melangkah.....

The Adventures is me