Selasa, 07 Februari 2012

IMAGINER, Eksperimen Dalam Kesatuan Warna


Warna merupakan suatu bahasa yang disembunyikan. Pertama, Warna bisa mewakili usia tertentu, misal saja warna-warna remaja yang cenderung bernuansa cerah dan memiliki saturasi tinggi, sebaliknya warna yang mewakili usia dewasa cenderung lebih gelap dan memiliki saturasi rendah. Kedua, warna bisa mewakili suasana hati misalnya orang yang berduka seringkali memakai pakaian dan kerudung hitam, sedangkan orang yang sedang bersukacita cenderung memakai pakaian bercorak putih atau warna-warna cerah seperti pink, kuning, oranye. Ketiga, Warna bisa menunjukkan kepribadian, warna selalu dikaitkan dengan kepribadian. Dari beberapa contoh di atas maka tentunya dapat disimpulkan kalau warna bukan hanya berkaitan dengan estetika saja, tetapi melaui warna manusia juga mencoba untuk mengkomunikasikan sesuatu. Setiap warna dapat menimbulkan suatu persepsi tertentu. Bahkan apabila dikombinasikan dengan atribut lain warna bukan hanya menimbulkan persepsi dan citra tertentu, warna akan akan semakin menguatkan suatu “symbol” tertentu seperti keagungan, kematian, kehidupan dan lain-lain. Sifat ambigu dari warna, karena satu warna bisa mempunyai banyak sekali arti.
Ada beberapa hal yang membuat warna sulit didefinisikan karena sifat warna yang komplek. Pertama, eksistensi warna. Jumlah warna sebenarnya tidak terbatas karena setiap warna bisa dicampur dan memiliki saturasi dan value yang berbeda. Oeh karena itu perlu kita batasi yang dimaksud warna disini adalah warna “awam”, sifat ambigu dari warna. Ambigu disini adalah sifat multi tafsir dari warna. sifat warna yang arbitrer. artinya warna semata-mata bersifat konfensi dan sewenang-wenang tanpa ada penjelasan ilmiah dan subtansial definisi warna yang spekulatif. Karena definisi warna seringkali tidak memiliki pertanggung jawaban ilmiah, maka seringkali kita mendefinisikan secara spekulatif sesuai dengan feeling yang kita rasakan ketika melihat warna tersebut. dinamis sifat warna yang sesuai dengan kultur, waktu dan tempat.
Warna telah diasosiasikan pada suatu benda tertentu. Asosiasi disini adalah warna diidentikan pada benda tertentu. Misalnya warna kuning pada matahari. Oleh karena itu warna kuning bisa diartikan kehangatan, kepercayaan diri, keindahan, keangkuhan dll. Sifat arbriter yang terlalu kuat dan sejak lama melekat dalam masyarakat dapat membuat definisi warna menjadi “seakan-akan” ilmiah. Karena dulu warna merah berarti/diartikan berani dan putih berarti suci, maka demikianlah jadinya. Karena masyarakat tidak bisa menemukan kajian untuk mendukung maupun menolak definisi tersebut. 
Karya Eksperimen Kreatif yang saya buat kali ini mencoba bereksperimen dengan warna, baik warna primer, sekunder, tersier, quarteneri, dan memperhatikan side dan tine. Saya mencoba mengolah nya kedalam bentuk – bentuk yang dapat mengesensikan pada optik. Proses ini dimulai dari pemilihan warna yang akan diterapkan dan bentuk optik apa yang akan saya tampilkan. Karya yang saya buat berfungsi untuk mengerti sejauh mana psikologis kita, ketika dihadapkan dengan warna dan figur – figur majemuk yang statis. Karya ini membuka alam bawah sadar bagi yang melihat dan membuka cakra warna yang terdapat dalam tubuh kita, sehingga apa yang dilihat dari karya ini muncul dalam persepsi masing – masing personal ( audience) yang berbeda.

Proses Mencampur Warna
HAMBATAN
  1. Secara alami proses eksperimen yang dilakukan di tempat terbuka (outdor) harus melihat kondisi dan cuaca. 
  2. Besarnya prosentase bara api saat terjadinya proses pewarnaan pada eksperimen, tidak dapat diperkirakan kekuatannya.
  3. Dalam proses pewarnaan, 40% kemungkinan warna menyatu dengan ban yang sudah dibakar karena sifat ban sendiri yang elastis dan pori – pori yang kecil untuk dimasuki celah warna.
  4. Ketika pemberian soda api, tidak dapat memperhitungkan efek yang terjadi.










               ANALISIS KARYA
  • Kelebihan dari karya eksperimen yang dibuat dalam proses alami dan proses pemberian warna, akan terbentuk dengan tersendirinya.
  • Warna – warna yang muncul akan muncul dengan tekstur alami yang dibuat dalam proses bara api.
  • Kekurangan dalam karya eksperimen memperhitungkan daya tahan dan rekat warna.
  • Warna dalam eksperimen ini akan tumpang tindih dan saling mendominasi.







Tidak ada komentar: